Sabtu, 25 Agustus 2007

Guru juga manusia...

Meskipun Pak Amir Bakri sudah melalukan simulasi bagaimana caranya menghadapi gempa di sekolah yang ia bina, selama 2 kali atau lebih, tapi ia masih juga kebingungan menghadapi gempa yang terjadi akhir-akhir ini di daerahnya.
Pak Bakri adalah seorang wakil kepala sekolah yang telah dipercaya oleh kepala-kepala sekolah SD yang ada kompleksnya untuk membina olah raga, kesenian, dan kegiatan-kegiatan ektrakurikuler, termasuk kegiatan pembinaan dalam menghadapi gempa. Ketika gempa terjadi akhir-akhir ini para guru dan para siswa berhamburan keluar tanpa terkontrol, tidak ada insturksi apa-apa dari pihak sekolah, sebagian berteriak memanggil-manggil namanya. “Mana Pak Bakri, mana Pak Bakri”. Ternyata ia sudah menghilang duluan, entah kemana perginya dengan motornya yang sudah butut itu.
Ternyata, meskipun tuntutan para guru untuk menaikan gaji sudah dipenuhi, tapi yang namanya mental dan prilaku itu ternyata susah diubah.
Keesokan harinya ia datang pagi-pagi sekali dengan cerita-cerita bualannya. Katanya, ia terpaksa pulang cepat karena teringat orang tuanya sudah yang sudah tua itu (ya..yang namanya orang tua itu pasti tidak muda lagi, kan!).
Rupanya anak-anak kelas enam yang merasa sudah akrab itu, serentak menyanyikan lagu dari group Serieus, dengan syair yang sudah ditukar. “Guru juga manusia, punya anak dan mertua, janganlah disamakan dengan kami ini…”. Maka wajahnya pun langsung tampak garang. (Bakri… Bakri sial amat nasib, lhu.)

Tidak ada komentar: